Previous PageTable of ContentsNext Page

Bahan dan alat

Densitas bahan

BERAT JENIS BAHAN

BAHAN TENGGELAM

Logam

Behan

Densitas
(g/cc)

Faktor Perkalian

Air Tawar

 Air Laut
aluminium

2.5

0.50

0.59+

perunggu (Cn + Zn)

8.6

0.88+

0.88+

perunggu  (Cn + Sn)

7.4

0.86+

0.86+

 

to8.9

0.89+

to 0.88+

besi

7.2

0.86+

0.86+

 

to 7.8

0.87+

0.87+

tembega

8.9

0.89+

0.88+

timah hitam

11.4

0.91+

0.91+

baja

7.8

0.87+

0.87+

timah putih

7.2

0.86+

0.86+

seng

6.9

0.86+

0.85+

Serat

sahani

Densitas
(g/cc)

Faktor Perkalian

Air Tawar

Air Laut 

aramide (kevlar)

1.20

0.17+

0.15+

katun

1.54

0.35+

0.33+

hemp

1.45

0.32+

0.31+

linen

1.50

0.33+

0.32+

manilla

1.48

0.32+

0.32+

polyamide (PA)

1.14

0.12+

0.10+

polyester (PES)

1.38

0.28+

0.26+

polyvinyl  alcohol  (PVA)

1.30

0.23+

0.21+

polyvinyl chlori de (PVC)

1.37

0 27+

0.25+

polyvinylldene (PVD)

1.70

0.41+

0.40+

ramie

1.51

0.34+

0.32+

sisal

1.49

0.33+

0.31+

Bahan lain

Bahan

Densitas
(g/CC)

Faktor Perkalian

Air Tawar

 Air Laut

bata

1.9

0.47+

0.46+

kaptur

2.4

0.58+

0.57 +

beton

1.8

0.44+

0.43+

 

to 3.1

0.58+

0.67 +

gerabah

2.2

0.55+

0.53 +

kaca

2.5

0.60+

0.59 +

karet

1.0

0.00

0.03-

 

to 1.5

0.33+

0.32+

pasir batu

2.2

0.55+

0.53+

batu 2.5 0.60+

0.59+

kayu hitam

1.25

0.20+

0.18+

Faktor perkalian dlpakal  untuk  berat barbagal bende dlealam air (11 hat hat sean 4).

BAHAN  TERAPUKG

Kayu

Jenis

Densitas
(q/cc)

Faktor Perkalian

Air Tawar

 Air Laut

bambu

0.50

1.00-

1.05-

cedar, red

0.30

1.63-

1.70-

cedar, white

0.32

2.13-

2.21-

gabus

0.25

3.00-

3.10-

cypress

0.48

1.08-

1.14-

fir

0.51

0.96-

1.01-

oak, dry

0.65

0.54-

0.53

oak, green

0.95

0.05-

0.08-

pinus

0.65

0.54-

0.58-

pinus,  oregon

0.51

0.96-

1.01-

pinus, putlh

0.41

1.44-

1.50-

poplar

0.48

1.06-

1.14-

spruce

0.40

1.50-

1.57.

teak

0.82

0.22-

0.25-

walnut

0.61

0.64-

0.68-

Bahan bakar

Jenis

Densitas
(g/cc)

Faktor Perkalian
Air Tawar Air Laut
bens In (normal atau super)

0.72

0.39-

0.43-

minyak  tan ah

0.79

0.27-

0.30-

minyak diesel

0.84

0.19-

0.22-

minyak sentah, heavy

0.86

0.16-

0.19-

minyak mentah, light

0.79

0.27-

0.30-

minyak bakar, heavy

0.90

0.01-

0.04-

minyak bakar, intermediate
(merchant vessels

0.94

0.06-

0.09-

Serat

Jenis

Densitas (g/cc)

Faktor Perkalian

Air Tawar

 Air Laut

polyethilene ( PE )

0.95

0.04-

0.08-

polypropylene ( PP )

0.90

0.11-

0.14-

polystyrene, expanded

0.10

9.00-

9.26-

Lain-lain

es

0.95

0.11-

0.14-

oli

0.90-0.95

   

Contoh hllangnya   anung setelah perendaman  :

after

0 hari

10 hari

15 hart

gabus

4.5 kgf

4.0

 

kayu

2.0 kgf

1.0

0

Berat didalam air dengan contoh untuk bahan dan gill net

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 

dimana :

P   

= berat didalam air (kg)

A   

= berat di udara   (kg)

DW   

= densitas air  (g/cc ; untuk air tawar = 1.00, air laut = 1.026)

DM   

= densitas bahan (g/cc)

* Yang ada dalam tanda kurung, faktor perkalian telah dihitung untuk bahan yang umum dipakai dalam perikanan, dengan hasil seperti tabel pada halam an 3. Faktor dengan tanda (+) berarti daya tenggelam. Untuk memperoleh berat benda didalam air, perkalikan berat benda itu di udara dengan fak -tornya.

Contoh a :

Gabus seberat 1.5 kg di udara:
Daftar di halaman 3 menunjukkan faktor perkalian :

air tawar : 3.00 (-)
air laut : 3.10 (-)

maka,

daya apungnya di air tawar =
1,5 x 3,00 (-) = 4,5 kg
daya apungnya di air laut =
1,5 x 3,10 (-) =  4,65 kg

contoh b :

24.6 kg polyamide (nylon)  di udara. Daftar di halaman 3 menunjukkan fak-tor perkalian :

air tawar : 0.12 ( + )
air laut : 0.10 (+)

maka :

daya tenggelanmya di air tawar =
24,6 kg x 0,12 = 2,95 kg
daya tenggelamnya di air laut =
24,6 kg x 0,10 = 2,46 kg

Contoh C : Menghitung berat bottom gillnet   didalam air.

Komponen

Berit di
udara
(kg)

Berat di
air laut
(kg)

tali 2 x 90 m PP  6 mm

3,060

-0,430-

jaring : 900 x 11 Bata, tukuran Bata 140 mm PA R 45O tex dengan bolchllnes

-1,360

+0,136+

pelampung : 46 gabut, 21 g (dludara) (atas 50 buah e 60 g) 60 g)

0,970

-3,000-

pemberat : 180 Utah t 80 g (diudara) (1) atau 111 batu

14,400

 

rata-rata 200 gram (2)

22,200

+13,100+

J U M L A H :  

(1) 19,930

 

(2) 27,590

 9,806+

Berat sebuah gillnet di air dihitung dengan menjumlahkan berat berbagai kom ponen, dengan semperhatikan tanda fak-tornya. Tanda pada jumlah menunjukkan type jaring yang akan dipakai ; sehing ga gillnet bertanda + merupakan bottom gillnet dengan daya tenggelam 9,806 kg.

Kekuatan alat

safe working load, breking load, safety factor

Definisi

– Safe working load (SWL) adalah beban maksimum yang dapat dlangkut suatu bahan menurut sertifikatnya. Istilah lainnya adalah working load Unit.

– Breaking load (BL) adalah beban sta tis maksimum yang dapat ditahan alat sebelua beban itu putus. Istilah lain nya adalah breaking strength.

– Safety factor

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Sangat penting : Beban yang dipakai disini adalan beban statis. Beban di namis atau sentakan akan meningkatkan tegangan dan meningkatkan kemungkinan putus.

Nilai safety factor

(a) Untuk tali

Diameter (mm)

3-1

20-28

30-38

40-44

48-100

Safety factor

25 (est)

20

15

10

8

(b) Untuk tali baja dan logam : safety factor sekitar 5-6.

Safe working load

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Serat sintetis

Serat sintetis dan nama dagang

– Polyamide (PA)

Amilan (Jap)
Anid (USSR)
Anzalon (Neth)
Caprolan (USA)
Denderon (E.Ger)
Enkalon (Neth, UK)
Forlion (Ital)
Kapron (USSR)
Kenlon (UK)
Knox lock (UK)
Lilion (Ital)
Nailon (Ital)
Nailonsix (Braz)
Nylon (many coun.)
Perlon (Ger)
Platil (Ger)
Relon (Roum)
RobIon (Den)
Silon (Czec)

– Polyethylene (PE)

Akvaflex (Nor)
Cerfil (Port)
Corfiplaste (Port)
Dourlene (UK)
Drylene 3 (UK)
Etylon (Jap)
Flotten (Fran)
Hiralon (Jap)
Hi-Zex (Jap)
Hostalen G (W.Ger)
Laveten (Swed)
Levilene (Ital)
Marlin PE (Ice)
Norfil (UK)
Northylen (Ger)
Nymplex (Neth)
Rigidex (UK)
Sainthene (Fran)
Trofil (Ger)
Velon PS (LP) (USA)
Vestolen A (Ger)

– Polypropylene (PP)

Akvaflex PP (Nor)
Courlene PY (UK)
Danaflex (Den)
Drylene 6 (UK)
Hostalen PP (Ger)
Meraklon (Ital)
Multiflex (Den)
Nufil (UK)
Porlene (Arg)
Ribofil (UK)
Trofil (Ger)
Ulstron (UK)
Velon P (USA)
Vestolen (Ger)

– Copolyners (PVD)

Clorene (Fran)
Dynel (USA)
Kurehalon (Jap)
Saran (Jap, USA)
Tiviron (Jap)
Velon (USA)
Wynene (Can)

– Polyester (PES)

Dacron (USA)
Diolen (Ger)
Grisuten (E.Ger)
Tergal (Fran)
Terital (Ital)
Terlenka (Neth, UK)
Tetoron (Jap)
Terylene (UK)
Trevira (W.Ger)

– Polyvinyl alcohol (PVA)

Cremona (Jap)
Kanebian (Jap)
Kuralon (Jap)
Kuremona (Jap)
Manryo (Jap)
Mewlon (Jap)
Trawlon (Jap)
Vinylon (Jap)

– Nama komersial dari benang kombinasi untuk jaring

Kyokurin

Livlon

Marlon A

Marlon B

Marlon C

Marlon D

Marlon E

Marumoron

Polex

Polysara

Polytex

Ryolon

Saran-N

Tailon (Tylon P)

Tesrimew

Cont.fil PA +  Saran

Cont.fil PA + Saran

Cont.fil PA + St.PVA

Cont.fil PA + Saran

Cont.fil PA + Cont.fil PVC

Cont.fil PA + Saran

St.PA + St.PVA (or PVC)

Cont.fil PA + St.PVA

PE + Saran

PE + Saran

PE + cont.fil PVC

Cont.fil PES + Cont.fil PVC

Cont.fil PA + Saran

Cont.fil PA + St.PA

St.PVA + St.PVC

Cont. fil.   

=   

continuous fibres   

=   

serat panjang

St.   

=   

staple fibre   

=   

serat pendek

Serat sintetis

Serat sintetis : sifat fisik

Nylon, polyamide (PA)

Tenggelam (densitas = 1,14)
Kekuatan dan daya tahan gesekan baik
Kemuluran dan ketentuan amat baik

Polyester (PES)

Tenggelam (densitas 1,38)
Kekuatan sangat balk
Ketentuan baik
Kemuluran kurang (tak bisa diregang)

Polyethylene (PE)

Terapung (densitas = 0,94 - 0,96)
Ketahanan gesekan baik
Kelenturan baik

Polyproplene (PP)

Terapung (densitas 0,91 - 0,92)
Kekuatan baik
Ketahanan gesekan baik

Polyvinyl alcohol (PVA)

Tenggelan (densitas 1,30 - 1,32)
Ketahanan gesekan baik
Kemuluran baik

Pengenalan serat sintetis

SIFAT

PA

PES

PE

PP

Terapung

Tidak

Tidak

Ya

Ya

- Bentuk

       

Serat panjang

x

x

-

x

Serat pendek

(x)

(x)

-

(x)

Monofilament

(x)

(x)

x

(x)

Pita

-

-

(x)

x

Bakar

Segera melelen setelah dipanaskan - membentuk tetes-an yang cair.

Meleleh dan terbakar per1ahan dengan ap1 berwarna kuning.

Meleleh dan terbakar perlahan dengan cahaya biru muda.

Meleleh dan terbakar perlahan dengan cahaya biru muda.

Asap

Putih

Hitam berje1aga.

Putih

Putih

Bau

Seperti seledry berbau anylr.

Bau minyak panas, agak mants.

Bau lilin baru dltiup.

Lilin panas/ aspal terba - kar.

Sisa

Tetesan beku warna keku - ningan.

Butiran beku kehltaman.

Butiran beku.

Butiran beku kecoklatan.

x

=

umum terdapat

(x)

=

jarang ada

-

=

tidak ada

Benang

Nomor tex, denier, meter/kg, diameter benang

– Serat tunggal

Titre (denier)  : Td = berat (g) setfi ap 9000 m serat
Metrik number : Nm = panjang (m) setiap 1 kg serat
English number  : Nec = panjang (keli patan dari 840 untuk katun yard) setiap pon (lb) serat
International  : Tex = berat (g) setiap 1000 m serat system

– Benang jadl.

Runnage,    m/kg : m/kg = panjang (m) untuk 1 kg benang jadi
Resultan tex  :  Rtex = berat (g) darl 1000 neter benang Jadl

–  Tandlngan dan konversi

system/textile 

PA

PP

PE

PES

PVA

Titre/denter

210

190

400

250

267

International tex system

23

21

44

28

30

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

– Pendugaan garis tengah benang

Selaln pengukuran langsung dengan alat sepertl micrometer, kaca pembe sar dan mikroskop, ada cara yang cepat. Buat lingkaran benang yang akan dlukur 20 x pada pensil  lalu ukur panjang belitan itu.

Contoh  :

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Bila belitan yang 20 x itu 60 cm maka diameter benang = 60 mm/20 belitan = 3 mm.

Catatan : Kekuatan benang atau tall tak hanya tergantung pada besarnya, tapi juga pada cara dan tingkat pillnan atau jallnan benangnya.

menghitung tex

– Menghitung resultan tex (Rtex) benang

Kasus 1  :  Bila struktur benang dlketahui

Contoh  :
Benang jaring terbuat dari . bahan nylon (PA)    benang tunggal 210 denier, 2  benang   tunggal dlgabung   sebanyak kali untuk    membuat    benang Jaring itu.

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Untuk mendapatkan resultan tex (Rtex) harus ada faktor koreksl untuk nilai hltung tadl dengan mempertlnbangkan bcntuk akhlr benanq (dipllin, dljalin, dipilin keras, tingkat pllinan, dsb.). Rtex dapat dltakslr secara kasar dengan menambahkan    10 % pada perhltungan tadl  :

138 tex + 10% -  R 152 tex (perklraan)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Catatan: Untuk benang berjalin yang komplek, perancang alat perikanan serlng hanya memakal nilai Rtex tanpa detail.

Kasus 2 : Ada conton benang untuk dinilai

Contoh  :
5 meter benang ditimbang dengan teliti 11,25 g.    Kita   tahu    bahwa benang R 1 tex berartl setiap 1 g ada 1000 m. karena berat sample 11,25 g/5 m, maka berartl 2,25 mg/m. Karena itu untuk 1000 m beratnya adalah 1000 x 2,25 g " 2250 g atau R 2250 tex.

Catatan : Kekuatan benang atau tali tak hanya tergantung pada besarnya tapi juga pada cara dan tlngkat pilinnan atau jalinan benangnya.

Konversi sistem penomoran benang

Dalam nalini  : benang nylon (polyamide) berpilín

m/kg

Rtex
g/1000m

yds/lb
a/

20 000

50

9 921

  13 500

75

6 696

10000

100

4 960

6 450

155

3 199

4 250

235

2 180

3 150

317

1 562

2 500

450

1 240

2 100

476

1 041

1 800

556

893

1 600

625

794

1 420

704

704

1 250

800

620

1 150

870

570

1 060

943

526

980

1 020

486

910

1 099

451

850

1 176

422

790

1 266

392

630

1 587

313

530

1 887

263

400

2 500

198

360

2 778

179

310

3 226

154

260 3 846

129

238 4 202

118

225

4 444

112

200

5 000

99

180

5 556

89

155

6 452

77

130

7 692

64

100

10 000

50

a/ yds/lb

=

sekitar (m/Ag)/2
m/kg

=

sekitar (yds/lb) x 2

 

Nomor benang denier

Jumlah denier Td

Tex

210 x 2

420

47

3

630

70

4

840

 93

6

1 260

140

9

1 890

210

12

2 520

280

15

3 150

350

18

3 780

420

21

4410

490

24

5 040

559

27

5 670

629

30

6 300

699

33

6 930

769

36

7 560

839

39

8 190

909

42

8 820

979

45

9 450

1 049

48

10 080

1 119

60

12 600

1 399

72

15 120

1 678

96

20 160

2 238

108

22 680

2517

120

25 200

2 797

144

30 240

3 357

156

32 760

3 636

168

35 280

3 916

192

40 320

4 476

216

45 360

5 035

240

50 400

5 594

264

55 440

6 154

360

75 600

8 392

Catatan : 210 denier = 23 tex.

Benang : nylon (Polyamide PA), multifilament berpilin atau berjalin

A

=

daya tahan putus, kering tanpa simpul  (benang tunggal)

B

=

daya tahan putus, basan, berslmpul  (benang tunggal)

Twisted, continuous filament

m/Kg

Rtex

Diam.
mm

A
kgf

B
kgf

20 000

50

0.24

3.1

1.8

13 300

75

0.24

4.6

2.7

10 000

100

0.33

6.2

3.6

6 400

155

0.40

9

6

4 350

230

0.50

14

9

3 230

310

0.60

18

11

2 560

390

0.65

22

14

2 130

470

0.73

26

16

1 850

540

0.80

30

18

1 620

620

0.85

34

21

1 430

700

0.92

39

22

1 280

780

1.05

43

24

1 160

860

1.13

47

26

1 050

950

1.16

51

28

970

1 030

1.20

55

29

830

1 200

1.33

64

34

780

1 280

1.37

67

35

700

1 430

1.40

75

40

640

1 570

1.43

82

43

590

1 690

1.5

91

47

500

2 000

1.6

110

56

385 2 600

1.9

138

73

315

3 180

2.0

165

84

294

3 400

2.2

178

90

250

4 000

2.4

210

104

200

5 000

2.75

260

125

175

6 000

2.85

320

150

125

8 000

3.35

420

190

91

11 000

3.8

560

250

Braided, continuous filament

m/kg

Rtex

Diam.
approx.
mm

A
kgf

B kgf

740

1 350

1.50

82

44

645

1 550

1.65

92

49

590 1 700

1.80

95

52

515 1 950

1.95

110

60

410 2 450

2.30

138

74

360 2 800

2.47

154

81

280

3 550

2.87

195

99

250

4 000

3.10

220

112

233

4 300

3.25

235

117

200 5 000

3.60

270

135

167

6 000

4.05

320

155

139

7 200

4.50

360

178

115

8 700

4.95

435

215

108

9 300

6.13

460

225

95

10 500

5.40

520

245

81

12 300

5.74

600

275

71

14 000

5.93

680

315

57

17 500

6.08

840

390

Benang, nylon (Polyamide PA), monofilament dan multifilament sistem penomoran Jepang

A = daya tahan putus, kering tanpa simpul   (benang tunggal)
B = daya tahan putus, -basah, bersinpul   (benang tunggal)

Diam
mm

m/kg

Tex*

A
kgf

B
kgf

0.10

90 900

11

0.65

0.4

0.12

62 500

16

0.9

0.55

0.15

43 500

23

1.3

0.75

0.18

33 300

30

1.6

1.0

0.20

22 700

44

2.3

1.4

0.25

17 200

58

3.1

1.8

0.30

11 100

90

4.7

2.7

0.35

8 330

120

6.3

3.6

0.40

6 450

155

7.7

4.4

0.45

5 400

185

9.5

5.5

0.50

4 170

240

12

6.5

0.55

3 570

280

14

7.5

0.60

3 030

330

17

8.8

0.70

2 080

480

24

12.5

0.80

1 670

600

29

15

0.90

1 320

755

36

19

1.00

1 090

920

42

22

1.10

900

1 110

47

25

1.20

760

1 320

55

30

1.30

650

1 540

65

35

1.40

560

1 790

75

40

1.50

490

2 060

86

46

1.60

430

2 330

98

52

1.70

380

2 630

110

58

1.80

340

2 960

120

65

1.90

300

3 290

132

72

2.00

270

3 640

145

75

2.50

180

5 630

220

113

Sistem penomoran Jepang untuk monofilament

N'Japan

Diam
(mm)

N'
Japan

diam.
(mm)

 

0.20

 

0.55

2

-

12

-

 

0.25

 

0.60

3

14

-
 

0.30

 

0 70

4

-

18

-
 

0.35

 

0.80

5

-

24

-

 

0.40

30

0.90

6

-    

7

0.45

   

8

-    
 

0.50

   

10

-    

Multimonofilament

Diameter' (mm)

x

number of filaments

m/kg

A
kgf

0 20

x

4

6 250

9

0 20

x

6

4 255

14

0 20

x

8

3 125

18

0 20

x

10 2 630

24

0 20

x

12 2 120

26

* untuk monofilament, tex dan Rtex. sama.

Benang : Polyester (PES). Polyethylene (PE). Polypropylene (PP)

A = daya tahan putus, kering tanpa simpul  (benang tunggal )
B = daya tahan putus, basah bersinpul   (benang tunggal)

POLYESTER  (PES)

– berpilin, continuous filament

m/kg

Rtex

Diam
mm

A kgf

B
kgf

11 100

90

 

53

2.8

5 550 180 0.40 105 5
3 640 275 0.50 16 7.3

 2 700

370

0.60

21

9.3

2 180

460

0.70

27

12

1 800

555

0.75

32 14 
1 500

670

0.80

37 16

1 330

750

0.85

42

18

1 200

830

0.90

46

20

1 080

925

0.95

50

22

1 020

980

1.00

54

24

900

1 110

1.05

60

26

830

1 200

1.10

63

28

775

1 290

1.15

68

29

725

1 380

1.20

73

30

665

1 500

1.25

78

32

540

1 850

1.35

96

40

270

3 700

1.95

180

78

POLYETHITKENE  (PE)

– berpilin   dan berjalln, filament tebal

m/kg Rtex Diam
approx
mm
A
kgf
B
kgf

5 260

190

0.50

75 5.5

2 700

370

0.78

10

7

1 430

700

1.12

27

19

950

1 050

1.42

36

24

710

1 410

1.64

49

35

570

1 760

1.83

60

84

460

2 170

2.04

75

54

360

2 800

2.33

93

67

294

3 400

2.56

116 83

225

4 440

2.92

135 97

190

5 300

3.19

170

125

130

7 680

3.68

218

160

100

10 100

3.96

290

210

POLYPROPYLENE  (PP)

– berpilin,  continuous filament

m/kg

Rtex

Diam
approx
mm

A
kgf

B
kgf

4 760

210

0.60

13

8

3 470

290

0.72

15

9

2 780 360 0.81 19 11
2 330 430 0.90 25 14
1 820

550

1.02

28

15

1 560 640 1.10 38 19
1 090 920 1.34 44 23

840

1 190

1.54

58

30

690 1 440 1.70 71 36
520 1 920 1.95 92 47

440

2 290

2.12

112

59

350 2  820 2.32 132 70
300 3  300 2.52 152 80

210

4 700

2.94

190

100

177

5 640 3.18

254

130

– berpilin,  staple fibre

m/kg

Rtex

Diam
approx
mm

A
kgf

B
kgf

4 760

210

0.60

9

6

3 330

300

0.73

13

9

2 560 390 0.85 18 12
1 250 800 1.22 32 22
1 010

990

1.36

38

24

720 1 390 1.62 57 36
530 1 900 1.94 73 46

420

2 360

2.18

86

54

325 3  070 2.48 100 59
240 4  100 2.90 150 88

185

5 400

3.38

215

120

150

6 660

3.82

300

170

Tali

Tali serat tumbuhan

Katun dicelup ter

Diameter
mm

kg/100 m

R kgf

3.0

1.056

45

3.5

1.188

55

4.0

1.320

66

4.5

1.585

77

5.0

1.915

88

5.5

2.448

100

6.0

2.905

113

6.5

3.300

127


Sisal

Diameter
mm**
Standard Extra
kg/
100 m
R
kgf
kg/
100 m
R
kgf
6 2.3 192 3.3 336

8

3.5

290

4.7

505

10

6.4

487 6.4

619

11

8.4

598 9.0

924

13

10.9

800

11.0

1 027

14

12.5

915

14.0

1 285

16

17.0

1 100 17.2

1 550

19

24.5 1 630 25.3 2 230

21

28.1 1 760 29.0 2 390

24

38.3 2 720 29.5 3 425

29

54.5 3 370 56.0 4 640

32

68.0 4 050 70.0 5 510

37

90.0 5 220 92.0 7 480

40

       

48

       
** 

Dinegara berbahasa  Inggris, ukur an tali kadang-kadang dinyatakan dengan lingkarannya dalam inchi. Diameter tali (mm)  = kira-klra 8 x c  (inch)

Contoh : (urn) tali yang    punya keliling (c) 2,25 inch adalah 2,25 n 8 = 18 im (.kuranq lebih).

 

Hemp

 Diameter mm**

Standard

Extra

kg/
100 m

R
kgf

kg/
100 m

R
kgf

10

6.6

631 7.8 600

11

8.5

745 10.0 708

13

11.3

994

13.3

944

14

14.3

1 228

17.0

1 167

16

17.2

1 449

20.3

1 376
19 25.3 2 017 29.8 1 916
21 30.0 2  318 35.4 2 202
24 40.2 3  091 47.4 2 936
29 59.0 4 250 70.0 4 037
32 72.8 5 175 86.0 4 916
37 94.8 6 456 112.0 6 133
40 112.0 7 536 132.0 7 159
48 161.0 10 632 190.0 10 100

 

Manilla

 Diameter mm**

Standard

Extra

kg/
100 m

R
kgf

kg/
100 m

R
kgf

10

6.2

619

6.2

776

11

9.15

924

9.25

1 159

13

11.2

1 027 12.4

1 470

14

14.2

1 285 15.0

1 795

16

17.5

1 550 18.5

2 125

19

25.5 2 230 26.65

2 970

21

29.7 2 520 30.5

3 330

24

40.5 3 425 41.6

4 780

29

58.4 4 800 59.9

6 380

32

72.0 5 670 74.0

7 450

37

95.3 7 670 98.0

9 770

40

112.5 8 600 115.8

11 120

48

       

*

Beban kerja yang aman,   lihat ha-laman 5.

Tali serat sintetis

Diameter
mm**

Polyamide
kg/100

(PA)
R kgf 

Polyethylene
kg/100m

(PE)
R kgf

Polyester
kg/100m

(PES)
R kgf

Polypropylene
Kg/100m

(PP)
R kgf

4

1.1

320    

1.4

295    

6

2.4

750

1.7

400

3

565

1.7

550

8

4.2

1 350

3

685

5.1

1 020

960

10

6.5

2 080

4.7

1 010

8.1

1 590

4.5 

1 425

12

9.4

3 000

6.7

1 450

11.6

2 270

6.5 

2 030

14

12.8

 4 100

9.1

1 950

15.7

3 180

2 790

16

16.6

5 300 

12

2 520

20.5

4 060

11.5 

3 500

18

21

 6 700

15

3 020

26

5 080

14.8 

4 450

20

26

 8 300

18.6

3 720

32

6 350

18 

5 370

22

31.5

 10 000

22.5

4 500

38.4

7 620

22 

6 500

24

37.5

 12 000

27

5 250

46

9 140

26 

7 600

26

44

 14 000

31.5

6 130

53.7

10 700

30.5 

8 900

28

51

 15 800

36.5

7 080

63

12 200

35.5 

10 100

30

58.5

 17 800

42

8 050

71.9

13 700

40.5

11 500

32

66.5

 20 000

47.6

9 150

82

15 700

46

12 800

36

84

 24 800

60

11 400

104

19 300

58.5

16 100

40

104

 30 000

74.5

14 000

128

23 900

72

19 400

R = daya tahan putus

Arah pilinan benang, tali dan tambang

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

*

Beban kerja yang aman,   lihat halaman 5

**

Konversi   inch-mm,  lihat halaman 15

Tali : simpul sambungan dan sosok

Sebagian simpul lebih sering dipakai. untuk memilihnya harus dipertimbangkan hal sebagai berikut : - kegunaan simpul - bentuk tali - apakah simpul akan bergeser atau tidak - apakah simpul  itu tetap atau tidak.

⊕ Menyanmbung dua tali

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

⊕ Sosok

Fixed loop

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Running loop

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Simpul untuk penahan dan tambat

Beberapa simpul lebih sering dipakai. Untuk memilihnya harus dipertinmbangkan ha sebagai berikut : - kegunaan simpul - bentuk tali - apakah simpul akan bergese atau tidak  -  apakah simpul  tetap atau tidak.

⊕ Untuk menahan taki lolos dari lubang yang kecil (seperti sheave).

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

⊕ Simpul untuk tambat

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

⊕ Menutup kantong trawl (simpul cod-end)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

⊕ Memendekkan tali

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Simpul  ikat   dan tambat

Sebagian simpul lebih sering dipakai. Untuk memilihnya harus dipertirbangkan hal sebagai berikut : - kegunaan simpul - bentuk tali - apakah simpul bergeser at & u tldak - apakah simpul  tetap atau tidak.

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Rolling  hitch

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Stopper hitch

Berkurangnya tahanan akibat adanya simpul dan anyaman

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Tali combinas (1)

⊕ Baja - Sisal  3 strand

 

Tanpa perlakuan

Dicelup ter

Diameter (mm)

kg/m

Rkgf

kg/m

Rkgf

10

0.094

1 010

0.103

910

12

0.135

1 420

0.147

1 285

14

0.183

1 900

0.200

1 750

16

0.235

2 400

0.255

2 200

18

0.300

3 100

0.325

2 800

20

0.370

3 800

0.405

3 500

22

0.445

4 600

0.485

4 200

25

0.565

5 700

0.615

5 300

28

0.700

7 500

0.760

6 700

30

0.820

8 400

0.885

7 600

⊕ Baja - Sisal  4 strand

 

Tanpa perlakuan

Dicelup ter

Diameter (mm)

kg/m

Rkgf

kg/m

Rkgf

12

0.135

1 420

0.147

1 285

14

0.183

1 900

0.200

1 750

16

0.235

2 400

0.255

2 200

18

0.300

3 100

0.325

2 800

20

0.370

3 800

0.405

3 500

22

0.445

4 600

0.485

4 200

25

0.565

5 700

0.615

5 300

28

0.700

7 200

0.760

6 400

30

0.775

8 400

0.840

7 600

R = Daya tahan putus kering

* Safe working loads,   lihat halaman 5

Tali kombinasi (2)

⊕ Baja  - Manilla  8,  4  strand

 

Tanpa periakuan

Dicelup ter

Diameter (mm)

kg/m

Rkgf

kg/m

Rkgl

12

0.138

1 500

0.150

1 370

14

0.185

2 000

0.205

1 850

16

0.240

2 500

0.260

2 350

18

0.305

3 300

0.335

3 000

20

0.380

4 000

0.410

3 800

22

0.455

5 000

0.495

4 600

25

0.575

6 200

0.630

5 700

28

0.710

7 600

0.775

6 900

30

0.790

8 900

0.860

8 200

32

0.890

9 500

0.970

8 750

34

1.010

11 200

1.100

10 200

36

1.140

12 000

1.235

11 000

40

1.380

15 000

1.495

14 000

45

1.706

18 500

1.860

17 500

50

2.045

22 500

2.220

20 000

⊕ Baja – Polypropylene

Diameter
(mm)

Jumlah strand

kg/m

Rkgf

10

3

0.105

1 230

12

3

0.120

1 345

14

3

0.140

1 540

16

3

0.165

2 070

18

3

0.240

3 000

14

6

0.250

4 000

16

6

0.275

4 400

18

6

0.350

5 300

20

6

0.430

6 400

22

6

0.480

7 200

24

6

0.520

7 800

26

6

0.640

9 700

R = Daya tahan putus kering

* Safe Working Load,  lihat halaman 4

Tali pelampung dan tali pemberat

Tali pelampung (pelampung terbungkus)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Kebaikan (1) dan keburukan  (2) utama

(1)

Perakitannya (rigging) mudah, ti dak tersangkut ke mata jaring.

(2)

Memerlukan perhitungan jarak an-tara pelampung sewaktu dirakit. Pecahnya sebagian pelampung se-waktu melewati  net hauler.

Tall pelampung (pelampung dIdalam)

Jarak pelampung
(cm)

Daya apung
gf/100m

52

480

47

500

35

570

20

840

35

2 850

20

3 000

Tall pemberat (pemberat terbungkus)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Kebaikan (1)  dan keburukan  (2) utama

(1)

Perakitannya mudah sebaran berat nya merata; lebih rapi tergantung; tidak tersangkut mata jaring.

(2)

Bila tali putus dan pemberat hilang, sukar diganti/diperbaikl : mahal.

Berjalin dengan  inti dar,  timah

Diameter
(mm)

kg/100 m

Rkgf

2

2.3 - 3.5

73

2.5

4.6

 

3

6.5-7.1

100

3.5

9.1

 

4

11.1 - 12.3

200

4.5

14.5

 

5

15.2 - 18.1

300

 

Diameter
(mm)

kg/100m

Rkgf

7.2

7.5

360

8

12.5

360

8

18.8

360

9.5

21.3

360

9.5

23.8

360

9.5

27.5

360

11.1

30.0

360

12.7

37.5

675

Tali  3 strand dengan  inti  dari bawah

Diameter

kg/100m

Rkgt

6

8.7

495

7

11.2

675

8

13.3

865

10

21.6

1 280

12

26.6

1 825

14

33.0

2 510

R = Daya tahan putus

Ada juga tall  pemberat ying :
0,75  ;  0,90 ;  1,2  ;  1,5  ;
1,8 kg/100 m.

Tali baja

Tali baja : Struktur, diameter dan pemakaiannya

Contoh tali baja yang umum untuk di  laut

Type

Struktur dan diameter

Contoh penerimaan

S

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

7 x 7  (6/1)
Inti tengah  :  baja
12 sampai  28 mm

Standing rigging

+

6 x 7  ( 6/1 )
Inti  tengah  :  tekstil
8 Sampai   16 mm

Standing rigging
Harp untuk trawler kecil
Kapal-kapal  kecil

+

6 x 12 (12/fibre)
Inti  tengah  :  strand cores,
serat,  8 sampai  16 mm

8ridle dan warp pada trawl
kecil
Morring dan running rigging

++

6 x 19 (9/9/1)
Inti  tengah  : darl  baja
atau textil, 16 - 30 mm

Tali  penarik trawl   (warp)

+

6 x 19 (12/6/1)
Inti  tengah  : darl  tekstil
8 sampai  30 mm

Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl Running  rigging

+

6 x 24  (15/9/fibre)
Inti   tengah  : darl  tekstil
Running rigging

Tali penyapu (sweep) dan warp
pada trawl
Running rigging

+

6 x 37  (18/12/6/1)
Inti  tengah  :  dari  tekstil
20 sampai   72 mm

Purse wire
Morring dan running
Rigging mooring

++

S = kelenturan

+ = kurang atau  rata - rata

++ = baik

Sebagai   aturan umum,  makin banyak jumlah strand dan makin banyak jumlah filament per strand makin  lentur tali  tersebut.

Tali baja galvanis : runnage, breaking strength

(strukturnya lihat halaman 24)

Contoh

6 x 7 (6/1)

diam.
mm

kg/
100 m

R
kgf

8

22.2

3 080

9

28.1

3 900

10

34.7

4 820

11

42.0

5 830

12

50.0

6 940

13

58.6

8 140

14

68.0

9 440

15

78.1

10 800

16

88.8

12 300

 

6 x 19 (9/9/1)

diam.
mm

kg/
100 m

R
kgf

16

92.6

12 300

17

105

13 900

18

117

15 500

19

131

17 300

20

145

19 200

21

160

21 200

22

175

23 200

23

191

25 400

24

208

27 600

25

226

30 000

26

245

32 400

 

6 x 24 (15/9/fibre)

diam.
mm

kg/
100m

R
kgf

8

19.8

2 600

10

30.9

4 060

12

44.5

5 850

14

60.6

7 960

16

79.1

10 400

18

100

13 200

20

124

16 200

21

136

17900

22

150

19 700

24

178

23 400

26

209

27 500

 

6 x 12(12/libre)

diam
mm

kg/
100 m

R
kgf

6

9.9

1 100

8

15.6

1 940

9

19.7

2 450

10

24.3

3 020

12

35.0

4 350

14

47.7

5 930

16

62.3

7 740

 

6 x 19(12/6/1)

diam
mm

kg/
100 m

R
kgf

8

21.5

2 850

10

33.6

4 460

12

48.4

6 420

14

65.8

8 730

16

86.0

11 400

18

109

14 400

20

134

17 800

22

163

21 600

24

193

25 700

 

6 x 37 (18/12/6/1)

diam
mm

kg/
100m

R
kgf

20

134

17 100

22

163

20 700

24

193

24 600

26

227

28 900

R = Daya tahan putus (baja 145 k gf/ mm2 )

* Safe working load, lihat  halaman 5.

Penanganan tali baja

NO

Yes

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Penggulungan ke gelondongan tergantung pada arah pilinan tali

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

penyesuaian tali baja dengan drum dan sheaves

⊕ Drum: Hubungan diameter drum (D)  dengan diameter tali  baja  (Ø) yang digulung
PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN D/Ø tergantung struktur tali baja dan situasi, D harus ber-kisar antara 20 Ø - 48 Ø. Dalam praktek dikapal perikanan, tergantung pada luas tempat yang tersedia, biasanya : 0 = 14 Ø atau lebih
⊕ Sheaves: Hubungan diameter sheave (1) dengan diameter tali baja (Ø) yang melwatinya –
PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN D/ Ø tergantung struktur tali baja dan keadaan khusus, D ber-kisar antara 20 Ø - 48 Ø. Dalam praktek di kapal perikanan, tergantung pada luas tempat yang tersedia, biasanya : D = 9 Ø atau lebih

Lebar sheaves dibanding diameter tali baja

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

⊕ Letak sheave terhadap drum

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Sudut maksimum tali baja antara tempat gantungan sheaves dan drum yang diputar otomatis atau manual

(Agar sheave bisa berputar dengan sudut yang bergantian, lebih baik menggantung block secara fleksibel dibanding dipasang menetap).

⊕ Klem tali baja harus dipasang dengan baut pada bagian tali baja yang tengah

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Tali baja. diameter kecil

⊕ Stainless steel, dipanaskan dan dicat (contoh)

Construction

diam.
mm

R
kgf

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

1.00

75

0.91

60

0.82

50

0.75

45

0.69

40

0.64

34

0.58

28

1.5

210

1.4

170

1.3

155

1.3

140

1.2

120

1.1

100

1.0

90

0.9

75

0.8

65

0.7

50

0.6

40

0.6

30

2.2

290

2.0

245

1.8

200

1.6

175

1.5

155

2.2

220

2.0

180

1.8

155

1.6

130

1.5

115

1.4

100

1.3

85

2.4

290

2.2

245

2.0

200

1.8

175

1.6

155

1.5

130

1.4

110

1.9

290

1.8

245

1.6

200

1.5

175

1.3

155

1.2

135

1.1

110

⊕ Baja galvanis, tanpa gemuk

  Jumlah      

Diameter
mm

 Strand

tali

Diameter
tali

kg/m

R kgf
(baja 80 - 90 kgf /mm2 )

2

5

1 plus 6

0.25

0.016

125

3

6

1 plus 6

0.30

0.028

215

4

6

1 plus 6

0.40

0.049

380

5

6

7

0.60

0.081

600

6

6

9

0.50

0.110

775

R = breaking stength

Jaring bahan

Mata jaring : Definisi

Bentuk mata jaring

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

b = panjang bar (kaki)

⊕ Ukuran mata,  panjang mata jaring (a), dan  bukaan  mata   (OM)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Mata jaring   bahan logam atau plastik  lihat halaman 107.

Sistem pengukuran mata jaring diberbagai negara

 

SISTIM

TEMPAT

CARA PENGUKURAN

a

Mata jaring teregang

Internasional

Jarak (arah tegak) antara titik tengah 2 simpul ber hadapan dari mata jaring* ang diregang (tertutup)

OM

Bukaan mata

Internasional

Ukuran dalam maksimum (arah tengah) antara dua  Simpul yang berhadapan dari  mata jaring yang diregang

b

Panjang bar (kaki)

Beberapa negara Eropa,

Panjang satu bar dari mata jaring

P

Pasada

Spanyol, Portugis

Banyaknya mata jaring per 200 mm

On

Omf ar

Norwegia, Iceland

Setengah Jumlah mata per Alen (1 Alen = 628 mm)

Os

Omfar

Swedia

Setengah Jumlah mata per Alen (1 Alen = 594 mm)

R

Rows

Belanda, Inggris

Jumlah baris simpul per yard (1 yard = 910 mm)

N

Knot

Spanyol, Portugis

Jumlah simpul per meter

T

Fushi atau Setsu

Jepang

Jumlah simpul per 6 inchi (6 inchi = 152 mm)

Konversi

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Cara sederhana mengukur mata jaring adalah sebagai berikut : tarik kencang satu baris benang dalam arah tegak (lihat halaman 32 untuk arah N atau tegak), dan ukur jarak antara titik tengah 2 simpul (atau sambungan) yang dipisahkan 10 mata. Lalu bagi  hasilnya dengan 10.

simpul dan pinggir atau srampat

Knots

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Edges and selvedges

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Definisi pemotongan

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

rumus pemotongan

Cutting rate

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

D = jumlah mata yang akan dikurangi
H = tinggi (dalam mata jaring)

Nilai-nilai  suatu pemotongan

 

Bars

Sideknots

Meshes

1T2B

4N3B

B

N

T

Berkurangnya mata D

0.5

0

1

1 +2x0.5

4x0 + 3x0.5

Tinggi dalam mata H

0.5

1

0

0 + 2x0.5

4x1 + 3x0.5

Nilai D/H

0.5/0.5

0/1

1/0

2/1

1.5/5.5 = 11/3

 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Rumus pemotongan yang umum dan kemiringan

Jumlah mata yang kurang (bertambah) menurut lebar

Jumlah mata menurut tinggi (dalam)

 

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

 1

AB

1T2B

1T1B

3T2B

2T1B

5T2B

3T1B

7T2B

4T1B

9T2B

2

1N2B

AB

1T4B

1T2B

3T4B

1T1B

5T4B

3T2B

7T4B

2T1B

3

1N1B

1N4B

AB

1T6B

1T3B

1T2B

2T3B

5T6B

1T1B

7T6B

4

3N2B

1N2B

1N6B

AB

1T8B

1T4B

3T8B

1T2B

5T8B

3T4B

5

2N1B

3N4B

1N3B

1N8B

AB

1T10B

1T5B

3T106

2T5B

1T2B

6

5N2B

1N1B

1N2B

1N4B

1M0B

AB

1T12B

1T6B

1T4B

1T3B

7

3N18

5N4B

2N3B

3N8B

1N5B

1M2B

AB

1T14B

1T7B

3T14B

8

7N2B

3N2B

5N6B

1N2B

3N1ÖB

1N6B

1N14B

AB

1T16B

1T8B

9

4N1B

7N4B

1MB

5N8B

2N5B

1N4B

1N7B

1N16B

AB

1T18B

10

9N2B

2N1B

7N6B

3N4B

1N2B

1N3B

3N14B

1N8B

1N18B

AB

11

5N1B

9N4B

4N3B

7N8B

3N5B

5N12B

2N7B

3N16B

1N9B

1N20B

12

11N2B

5N2B

3N2B

1MB

7N10B

1N2B

5M4B

1N4B

1N6B

1N10B

13

6N1B

11N4B

5N3B

9N8B

4N5B

7N12B

3N7B

5N16B

2N9B

3N20B

14

13N2B

3N1B

11N6B

5N4B

9N10B

2N3B

1N2B

3N8B

5N18B

1N5B

15

7MB

13N4B

2MB

11N8B

1N1B

3N4B

4N7B

7N16B

1N3B

1N4B

16

15N2B

7N2B

13N6B

3M2B

11N10B

5N6B

9N14B

1N2B

7N18B

3N10B

17

6N1B

15N4B

7N3B

13N88

6N5B

11N12B

5N7B

9N16B

4N9B

7N20B

18

17N2B

4MB

5N2B

7N4B

13N10B

1N1B

11N14B

5N8B

1N2B

2N5B

19

9N1B

17N4B

8N3B

15N8B

7N5B

13N12B

6N7B

11N16B

5N9B

9N20B

N = Sindeknots (potongan tegak atau normal)
T = Meshes (potongan datar)
B = Bar (potongan miring atau bar)

perhitungan berat jaring

jaring tak bersimpul

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Jaring bersimpul

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

W   

=   

berat jaring yang diperkirakan  (g)

H   

=   

jumlah baris simpul  pada tinggi  jaring 2 x jumlah mata jaring

L   

=  

panjang jaring dalam keadaan tegang (m) Rtex dan m/kg  = ukuran benang jaring

K

=   

faktor pembetulankoreksi   simpul  sesuai  dengan berat  simpulnya  (simpul  tung gal),  lihat tabel  berikut

K   

=   

(faktor pembetulan simpul)  bagi  panel-panel  jaring yang berbeda

 

Mata jaring dalam keadaan tegang

Diameter benang () dalam mm

0.25

0.50

0.75

1.00

1.50

2.00

3.00

4.00

20

1.20

1.40

1.60

1.80

       

30

1.13

1.27

1.40

1.53

1.80

2.07

-

-

10

1.10

1.20

1.30

1.40

1.60

1,80

   

50

1.08

1.16

1.24

1.32

1.48

1.64

1.96

-

60

1.07

1.13

1.20

1.27

1.40

1.53

1.80

2.07

80

1.05

1.10

1.15

1.20

1.30

1.40

1.60

1.80

100

1.04

1.08

1.12

1.16

1.24

1.32

1.48

1. 64

120

1.03

1.07

1.10

1.13

1.20

1.27

1.40

1.53

140

1.03

1.06

1.09

1.11

1.17

1.23

1.34

1.46

160

1.02

1.05

1.07

1.10

1.15

1.20

1.30

1.40

200

1.02

1.04

1.06

1.08

1.12

1.16

1.24

1.32

400

-

1.02

1.03

1.04

1.06

1.08

1.12

1.16

800

-    

1 02

1.03

1.04

1.06

1.08

1 600

-

-

-

-

-

1.02

1.03

1.04

Contoh : Jaring bersimpul dari benang nylon yang dipilin,    R 1690 tex (590 m/kg), 100 m panjang bar (200 mm lebar mata teregang), tinggi  50 mata, panjang 100 mata.

50 mata = 100 baris sampul kearah tinggi
Panjang teragang = 100 mata z 0,200 m = 20 m
Diameter pilinan benang PA 1690 Rtex = 1,5 mm (lihat halaman 12)
K = pada tabel diatas = 1,12 (lebar mata teregang 200 mm, diameter 1,5 mm)
W = 100 x 20 (1690/1000) x 1,12 - 3785 g = sekitar 3,8 kg

Menghitung luas penampang benang

Drag dari sebuah jaring ada1ah sesuai dengan  jumlah dan jenis mata jaring pada jaring, dan orientasi/arahan panel (= lembaran/sehelai) jaring didalam air.

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

dimana

S

=   

luas permukaan benang (dalam m2)

N

=   

jumlah mata jarring pada bagian atas panel

n

=   

jumlah mata jarring pada dasar panel

H

=   

jumlah mata jarring pada tinggi panel

a

=   

lebar mata (mm)

=   

diameter/garis tengah benang (mm)

 

Contoh

: Pada sebuah jaring terlihat (tersebut)  diatas disebelah kanan, jika N = 16; n = 6; H = 6; b = 4O mm ; = l,5 mm

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Menghitung luas permukaan benang pada jaring trawl

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Lembar jaring :  Menghitung luas permukaan benang pada jaring trawl

PANEL Surface

No of Panels

 N+n/2

H

  N+n/2 x H

a
(mm)


(mm)

2(a x )

Twine
Area

A

4

21

24

504

80

1.13

181

0 36

B

2

61

90

5490

80

1.13

181

199

C

1

279

30

8370

60

0.83

100

0 84

D

2

194

140

27160

60

0.83

100

5 43

E

2

136

100

13600

40

0.83

66

 80

F

2

54

90

4860

80

1.13

181

176

G

2

97

30

2910

60

0.83

100

0 58

J

2

86

150

12900

40

1.13

90

2 32

Areal permukaan benang tanpa simpul

TOTAL  S = 15 08 m2

Untuk nembandingkan permukaan benang dari 2 (dua) buah (jaring} trawl, (jaring) trawl tersebut harus dalam bentuk semirip nungkin. Dalam perbandingan semacam 1ni permukaan dari  perpanjangan  "lembaran jaring'                                              dan        "condend" (bagian-bagian tanpa arahan miring/mencong), akan menyebabkan drag (tarikan/pena han) yang tidak berarti dan dapat diabaikan.

Hanging ratio, definisi dan cara perhitungannya

Hanging ratio (E) biasanya didefinisikan sebagai  berikut  :

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Contoh

:

200 mata jaring (yang mempunyai) ukuran mata jaring tegang 50 mm digan-tungkan pada tali yang panjangnya 8 meter.

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Beberapa istilah yang digunakan untuk hanging ratio

 E = L/Lo Lo/L (Lo-L/Lo)x100 (Lo-L/R)x100

Estimate of the height as mounted % of stretched height

(hanging ratio)

(1)

(2)

(3)

0.10

10%

10

90%

900 %

99%

0.20

20 %

5

80%

400%

98%

0.30

30 %

3.33

70%

233 %

95%

0.40

40 %

2.5

60%

150%

92%

0.45

45 %

2.22

55%

122 %

89%

0,50

50 %

2.00

50%

100%

87%

0.55

55 %

1.82

45%

82%

84%

0.60

60 %

1 66

40%

67%

80%

0.65

65 %

1.54

35%

54%

76%

0.71

71 %

1.41

29%

41 %

71 %

0.75

75 %

1.33

25%

33%

66%

0.80

80 %

1.25

20%

25%

60%

0.85

85 %

1.18

15%

18%

53%

0 90

90 %

1.11

10%

11 %

44%

0.95

95 %

1.05

5%

5%

31 %

0.98

98 %

1.02

2%

2%

20%

  1. juga disebut koefisien "external  hanging"
  2. juga disebut % (prosentase) dari  "hanging in"  -  "setting in" x 100    -   susutnya panjang Karena penggantunqan     - Hang in  (Asia Jepanq)
  3. juga disebut "Hang in ratio"  (Scandinavia).

Catatan  :    Disarankan hanya hanging ratio E yang digunakan

permukaan jaring dengan hanging ratio yang berbeda

Contoh   hanging ratio horizontal yang umum

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Menghltung luas Jaring

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

dimana

S   

=

luas jaring (m2)  liput permukaan jaring (m2 )

E   

=

hanging ratio (horizontal/mendatar)

L   

=

jumlah mata jaring memanjang/horizonta)

H2

=

jumlah mata jaring vertical

a   

=

(ukuran mata jaring tegang dalam meter) persegi

 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Catatan

:

Luas jaring menjadi maksimum bila E = 0,71  yaitu bila masing-masing mata jaring berbentuk bujur sangkar 

Tinggi jaring setelah digantung

Perhitungan tinggi jaring

Tinggi  terpasang (rigged  atau tergantung)jaring yang sebenarnya tergantung pada tinggi   tegang dan hanging ratio. Rumus pada umumnya adalah

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

dimana E2    = kuadrat  "hanging ratio" mendatar

Contoh

:

diberikan selembar jaring yang dijelaskan pada halaman sebetunmya  dengan hanging ratio = 90

   

Tinggi  jaring tegang
500 mata jaring yang berukuran 30 mm,
500 x 30 = 15000 mm = 15 m

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Tabel  perhitungan tinggi jaring

Hanging ratio of the net, E

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Contoh   :

Diberikan selembar jaring yang dijelaskan pada halaman sebelumnya, digantung/dipasang dengan hanging ratio mendatar 0,90,  k1ta dapat menarik kesimpulan dari tabel diatas (e ke A ke H} ;  tinggi jaringnya 44 X dari tinggi jaring yang ditegangkan.

Tinggi tegang = 500 mata berukuran 30 mm = 500 x 30 mm = 15 m
Tinggi jaring = 44 % dari 15 m = 6,6 m

Menyambung jaring   Merakit jaring

Jaring bertepi  lurus (mis. AB, AT   dan AN)

Penyambungan antara merk dan ukuran mata yang sama atau hampir sama

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Penyambungan  antar merk dengan jumlah dan ukuran yang berbeda

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Penyambungan dua tepi jaring yang berbeda jumlah mata dan cara pemotongannya.

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Menggantung jaring

Contoh

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Mata Pancing

Nama pada bagian pancing

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Beberapa contoh bentuk pancing

Bentuk normal

Jumlah

celah
(mm)

diam.
batang
(mm)

12

9.5

1

11

10

1

10

11

1

9

12.5

1.5

8

14

1.5

7

15

2

6

16

2

5

18

2.5

4

20

3

3

23

3

2

26.5

3.5

1

31

4

1/0

35

4.5

Tempaan

Jumlah

celah
(mm)

diam.
batang
(mm)

2

10

1

1

11

1

1/0

12

1

2/0

13

1.5

3/0

14.5

1.5

4/0

16.5

2

5/0

10

2.5

6/0

27

3

8/0

29

3.5

10/0

31

4

12/0

39

5

14/0

50

6

Berbagai type pancing

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Double and treble hooks

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Umpan dan cara pengikatan pancing

Pancing dengan bulu

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Tipe simpul pada mata pancing berbentuk ring

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Tipe simpul pada batangan pancing yang gepeng

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Perlengkapan tali pancing

Swivel snap simpul pacta rawai

Swivel

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Snap

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Simpul   untuk menyambung branchline atau snood pada mainline

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Simpul   untuk  menyambung branchline  pada  snood

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Pelampung

Contoh pelampung pada pukat

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Terdapat banyak variasinya pada pelampung pukat yaitu: mulai panjang 100 m sampal 400 m ; Ø 75-300 mm dan : gaya apung 300-22000 gf. Ketahanan pelampung pukat merupakan hal yang   perlu diperhatlkan.

Contoh : Keterangan lebih lanjut mengenai dua bentuk perdagangan PVC yang beredar.

L

Wt. (g) 
in air

buoyancy 
kgf

195

150

28

350

2.2

203

152

28

412

2.2

203

175

28

    515

3.0

 

L

   Wt. (g) 
in air

buoyancy 
kgf

192

146

26

326

2.4

198

151

28

322

2.5

198

174

33

490

3.5

Berdasarkan ukuran yang ada, hesarnya gaya apung tersebut diten tukan oleh bahannya.

Perhltungan kasar besarnya gaya apung ditentukan dari hasil peng ukuran pelanpung 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Banyaknya Jumlah pelampung yang digunakan untuk  sebuah pukat  :

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Pelampung pada gillnet dan pukat (1)

Contoh

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Dimensions (mm) Buoyancy 
(gf)

x L

30   x    50

 6

30

50   x    30

8

50

50   x    40

8

67

65   x    20

8

55

65   x    40

8

110

70   x    20

12

63

70   x    30

12

95

80   x    20

12

88

80   x    30

12

131

80   x    40

12

175

80   x    75

12

330

85   x  140

12

720

100   x    40

14

275

100   x    50

14

355

100   x    75

14

530

100   x    90

14

614

100   x  100

14

690

125   x  100

19

1 060

150   x  100

25

       1 523       

Perhitungan gaya apung berdasarkan ukuran pelampung :

Gaya apung (dalam.gf)    0.67 x L (cm)  x (cm)2

Dimensions (mm) Buoyancy 
(gf)

x L

76   x     44 8 70

88   x     51

8

100

101   x    57

10

160

140   x    89

16

560

 

Dimensions (mm) Buoyancy 
(gf)

x L

76   x    45

8

70

89   x    51

8

100

102   x    57

10

160

140   x    89

16

560

158   x    46

8

180

Perhitungan  gaya apung berdasarkan ukuran pelampung :

Gaya apung (dalam gf)  = 0.5 x L (cm)  x (cm)2 
= kuadrat diameter luar

Pelampung pada gill net dan pukat (2)

Contoh 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 L 
(mm)


(mm)


(mm )

Buoyancy 
(gf)

25

32

6

20

32

58

10

60

42

75

12

110

58

66

12

175

60

70

12

 200

60

75

12

220

 

65

80

12

250

 

58 23   8
60 25   10
72 35   25
80 40   35
100 50   100

 


(mm)


(mm)

Buoyancy 
(gf)

146

100

110

146

88

200

146

82

240

184

120

310

184

106

450

200

116

590

200

112

550

Pelampung bola dan pelampung trawl

Beberapa contoh dari  perusahaan :

  Diameter 
(mm)

Volume 
(litres)

Buoyancy 
kgf

Maximum 
depth (m)

 PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

200

4

2.9

1500

200

4

3.5

350

280

11

8.5

600

 PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

75

0.2

0.1

400

100

0.5

0.3

500

125

1

0.8

400-500

160

2

1.4

400-500

200

4

3.6

400-500

 PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

203

4.4

2.8

1800

 PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

200

4

3.5

400

280

11-11.5

9

500-600

 PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

152

1.8

1.3

1190

191

3.6

2.7

820

203

4.4

2.8

1000

254

8.6

6.4

1000

Tabel dibawah. menunjukkan bahwa pelampung berukuran sama (dalam hal ini 200 mm), volume dan gaya apung dapat ber -variasi  tergantung bahan dan penempatan/posisi lubang.

200 mm

Plastic,
center hole

Plastic,
side hole

Plastic, with
screw lug

Aluminium,
with lugs

Volume

4

4

4

4

4.4

Buoyancy (kgf)

2.9

3.5

3.6

3.5

2.8

Catatan : kedalaman efektif maksimum pelampung tergantung jenis produksinya, dan seharusnya dijelaskan oleh pengirim (supplier). Hal ini tidak dapat ditentukan berdasarkan

Pelampung tanda untuk jaring, pancing dan perangkap

Contoh :

1. Pelampung padat (PVC)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 


(mm)

L
(mm)


(mm)

B
(mm)

C
(mm)

Buoyancy 
kgf

125

300

25

200

90

2.9

150

530

25

380

100

7.8

150

600

25

450

100

9.2

150

680

25

530

100

10.4

150

760

25

580

100

11.5

200

430

45

290

110

10.5

 

L
(mm)

I
(mm)

H
(mm)


(mm)

Buoyancy 
kgf

300

300

200

35

12-15

180

180

180

25

4

2. Pelampung tiup

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 


(mm)


(mm)


(mm)

L
(mm)

L
(mm)

Buoyancy
kgf

510

160

11

185

18

2

760

240

30

350

43

8

1015

320

30

440

43

17

1270

405

30

585

  43  

34

1525

480

30

670

43

60

1905

610

30

785

  48  

110

2540

810

30

1000

48

 310

 


(mm)


(mm)


(mm)

L
(mm)

Buoyancy
kgf

760

240

38

340

 7.5

1015

320

38

400

17

1270

405

51

520

33.5

1525

480

51

570

59

Pemberat 

Pemberat dan ring untuk groundrope

Contoh: 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

L (mm)

25

38

38

32

32

32

25

45

45

45

(mm)

16

16

13

10

8

6

6

5

5

6

G (g)

113

90

64

56

50

41

28

28

28

16

Perberat untuk pancing, beberapa contoh bentuknya

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Contoh cetakan pemberat

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Contoh ring untuk groundrope  pada gillnet

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 

Ex::

mm

  mm

Pg

210

5

105

220

6

128

Perlengkapan alat tangkap

Rantai dan timli

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN


 mm

Approximate
weight
kg/m

 


mm

Approximate
weight
kg/m

5

0.5

11

2.70

6

0.75

13

3.80

7

1.00

14

4.40

8

1.35

16

5.80

9

1.90

18

7.30

10

2.25

20

9.00

 

High tensile steel


mm

L x E
(mm)

S.W.L
Ton.f

Breaking
strength
Ton.F

Weight kg/m

7

21 x 10.5

1.232

6.158

1.090

10

40 x 15

2.514

12.570

2.207

13

52 x 19.5

4.250

21.240

3.720

16

64 x 24

6.435

32.175

5.640

19

76 x 28.5

9.000

45.370

7.140

Peralatan baja sebagai penyambung :
Shackle, link dan clip *

Shackle 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN


(mm)

C
mm

O
mm

   S.W.L.*
Ton.f

  B.S.** 
Ton.f

6

12

18

0,220

 1,350

8

16

24

0,375

2,250

10

20

30

0,565

3,400

12

24

36

0,750

4,500

14

28

42

1,200

 7,250

16

32

48

1,830

11,000

18

36

54

2,200

13,200

20

40

65

2,600

16,000

24

40

75

3,600

22,000

30

45

100

5,830

35,000

 

Link dan clip 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

* Safe Working lihat halaman 5

Swivel

Swivel, forged steel

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 


(mm)

E
(mm)


(mm)

   S.W.L.*
Ton.f

  B.S.**
 Ton.f

8

17

14

0.320

1.920

10

25

15

0.500

3.000

12

28

18

0.800

4.800

14

35

20

1.100

6.600

16

35

20

1.600

9.600

18

38

25

2.000

12.000

20

43

26

2.500

15.000

25

50

33

4.000

24.000

30

60

40

6.000

36.000

Swivel, tempered steel and hot galvanized

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 


mm

   S.W.L.*
Ton.f

Weight
Kg

8

0.570

0.17

16

2.360

1.12

22

4.540

2.61

32

8.170

7.14

Swivel, high tensile stainless steel

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

A
(mm)

B
(mm)

C
(mm)

  S.W.L.*
Ton.f

  B.S.**
Ton.f

Weight
kg

146

48

20

3

15

1.3

174

55

27

5

25

2.1

200

62

34

6

30

2.8

* Safe Working Load lihat halaman 5
* Beraking Strength lihat halaman 5

Pancing dan link 'G'

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

"G" link High tensile steel

F
mm

  S.W.L.*
Ton.f

 B.S.*
Ton.f

25

1.1

8

30

3.6

15

34

5.0

25

38

7.0

35

* Sale working load and breaking strength see page 5

* Safe Working Load dan Breaking Strength lihat halaman 5.

Alat pembentang, pintu kantong dan tali kolor

Untuk Trawl 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Untuk pukat: clip atau ring pembuka pukat

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

 

interior
Diam
mm
A

Exterior
Width
mm
B

Exteeior
Length
mm
C

Thickness
mm
D

Opening
mm
E

Breaking
strength
Ton.f

Weight
kg

86

128

180

22

34

0.400

1.3

107

172

244

32

47

3.800

4.0

107

187

262

32

52

5.400

5.0

110

187

262

37

53

6.500

6.0

75

128

200

19

40

1.800

2.0

94

150

231

25

47

2.200

3.0

103

169

253

28

50

3.000

4.0

103

169

262

35

53

3.500

5.0

106

175

264

38

53

3.600

6.0

25

65

111

17

17

5.000

0.5

38

80

140

15

25

6.000

0.65

36

90

153

19

29

12.000

1.1

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Bagian tali groundrope pada tralw : bola baja

Contoh: 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

L

A

B

mm

mm

Weight
in air
kg

Weight
in air
kg

200

165

7.5

9.5

250

215

10

12.5

300

260

18

22

350

310

29

34

400

360

35

40

 

L

A

B

mm

mm

mm

Weight
in air
kg

Weiqht
in air
kg

200

380

30

12

14

250

570

32

15

17.5

300

610

35

25

29

350

660

60

42

46

400

715

60

51

56

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Bagian groundrope pada trawl : ban karet bobin. pemberat dan ring

Contoh:

Bunts 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

(mm)

229

305

356

406

Berat per piece 
(di udara, kg)

4.40

9.10

11.80

19.50

Berat per piece
(dalam air.kg)

0.98

2.10

2.85

4.4

 

Bobbins 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

(mm)

305

356

406

Berat per piece
(dl udara, kg)

5.10

8.00

11.50

Berat per piece
(dalam air, kg)

1.65

2.20

3.50

Spacers 

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

L (mm)

178

178

(mm)

121

    165    

(mm)

44

66

Berat per piece
(di udara, kg)

1.63

2.30

Berat per piece
(daIam air, kg)

0.36

0.57

Ring atau "cookies" (terbuat darl ban bekas)

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

diameter ext. (mm)

60

80

110

diameter int.  (mm)

25

30

30

* Berat (kg/m)    

2.3

3.0

7.5

diameter ext. (mm)

200

240

280

diameter int. (mm)

45

45

45

* Berat per piece, kg

5.0

7.0

10.5

* Berat di udara

Pengangkat

Takal dasar

PETUNJUK PRAKTIS BAGI NELAYAN

Previous PageTop of PageNext Page